Kasus demam berdarah dengue (DBD) sedang merebak, Gengs! Banyak daerah di Indonesia melaporkan peningkatan angka kejadian DBD. Bahkan sudah ada korban jiwa akibat penyakit infeksi ini. Sudah seharusnya kita menjadi lebih waspada agar tidak terjangkit penyakit demam berdarah. Geng Sehat pasti sudah mengetahui bahwa virus dengue ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui perantaraan vektor nyamuk, khususnya nyamuk berjenis Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes aegypti memiliki karakteristik ukuran tubuh yang relatif kecil, berwarna hitam dengan bercak putih dan struktur kaki yang bengkok. Nyamuk ini berkembang biak dengan cara bertelur, di mana nyamuk betina akan mencari wadah yang mengandung air bersih dan tenang untuk meletakkan telur mereka. Nah, pasti Geng Sehat juga tahu bahwa hanya nyamuk betina yang akan menghisap darah manusia.
Ada yang sudah tahu kenapa hanya nyamuk betina yang menghisap darah? Jawabannya, karena nyamuk betina membutuhkan zat besi dan berbagai nutrisi bermanfaat lainnya yang terkandung di dalam darah untuk membantu pematangan telur-telur yang akan ditetaskannya. Nyamuk jantan tidak menghisap darah manusia, mereka memenuhi kebutuhan nutrisinya dari nektar tumbuhan seperti kebanyakan serangga pada umumnya.
Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti selalu menarik untuk dipelajari, karena hal ini akan berhubungan dengan potensi terjadinya wabah penyakit yang mana mereka berperan sebagai vektornya, khususnya penyakit demam berdarah. Seperti yang Geng Sehat sudah ketahui, angka kejadian kasus DBD seringkali melonjak tajam pada musim hujan. Hal ini bisa terjadi karena nyamuk Aedes aegypti membutuhkan genangan air untuk menetaskan telurnya. Wadah mengandung air baik di habitat alami seperti cekungan pohon maupun lembaran daun maupun wadah buatan seperti ember, baskom, dan sebagainya dapat menjadi sarang nyamuk.
Sekitar tiga hari setelah menghisap darah manusia, nyamuk betina akan bertelur. Telur akan ditempelkan pada bagian dinding wadah yang tidak tergenang air. Adanya air seperti setelah hujan turun akan menjadi pencetus untuk menetasnya telur-telur tersebut. Telur yang menetas menjadi larva atau yang biasa dikenal sebagai jentik nyamuk akan hidup di dalam air selama kurang lebih satu minggu dan bertahan hidup dengan mikroorganisme dan material organik lain yang diperoleh di dalam wadah berisi air tersebut. Setelah itu larva akan mengalami metamorfosis menjadi nyamuk dewasa yang memiliki masa hidup sekitar tiga minggu.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu spesies yang pengendalian dan eliminasinya sangat sulit dilakukan. Nyamuk ini memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan dapat bertahan dalam kondisi ataupun gangguan terhadap populasinya, baik yang terjadi secara alami maupun karena intervensi manusia. Salah satu kemampuan bertahan hidup dari nyamuk Aedes aegypti yang luar biasa adalah karena telur dari nyamuk ini dapat bertahan selama berbulan-bulan dalam kondisi kering.
Inilah mengapa populasi mereka akan menjadi sedikit di musim kemarau. Tapi hal ini tidak boleh membuat Geng Sehat menjadi lengah, ya! Di musim kering, telur-telur nyamuk tetap bertahan dan pada saat hujan datang, repopulasi akan dengan sangat mudah terjadi. Oleh karena itu sangat penting untuk memastikan tidak ada barang di sekitar tempat tinggal Geng Sehat yang berpotensi untuk dijadikan sarang oleh nyamuk Aedes aegypti.
Program 3M yaitu menguras, menutup, dan mengubur atau menggunakan kembali barang bekas perlu digalakkan kembali. Ada baiknya Geng Sehat secara rutin memeriksa lingkungan sekitar rumah, apakah ada barang-barang tidak terpakai yang berpotensi menjadi tempat nyamuk meletakkan telurnya. Jika Geng Sehat menyimpan wadah yang berpotensi tergenang air, simpanlah dalam kondisi tertutup atau tertelungkup ya!
Jangan lupa juga untuk membersihkan area taman, memeriksa pot bunga, dan menutup cekungan atau lubang yang terdapat di pohon dengan tanah agar tidak dapat digenangi air. Dan bagi Geng Sehat yang memiliki unit septic tank dengan bagian yang terbuka, bagian tersebut harus ditutup dengan kawat nyamuk. Semoga wabah DBD segera berlalu dan kita semua selalu sehat, ya!
Referensi:
https://www.cdc.gov/dengue/resources/30jan2012/aegyptifactsheet.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2329577/
https://www.cdc.gov/dengue/entomologyecology/index.html