(0362) 24346
camatbuleleng@gmail.com
Kecamatan Buleleng

Kasi Sosial dan Budaya Kecamatan Buleleng Hadiri Pembukaan Pasraman Remaja Desa Adat Banyuning

Admin buleleng | 12 Juli 2025 | 23 kali

Buleleng, 12 Juli 2025 — Dalam upaya memperkuat pemahaman adat, agama, dan budaya di kalangan generasi muda, Kepala Seksi Sosial dan Budaya Kecamatan Buleleng mewakili Camat Buleleng menghadiri acara pembukaan Pasraman Remaja Desa Adat Banyuning, yang diselenggarakan di Wantilan Pura Gede Pemayun.

Kegiatan pembukaan dimulai pukul 08.00 Wita dengan suasana penuh semangat kebersamaan dan nuansa adat yang kental. Acara ini turut dihadiri berbagai tokoh penting dan unsur masyarakat adat, di antaranya Majelis Alit Desa Adat Kecamatan Buleleng, Lurah Banyuning, Kelian Desa Adat Banyuning, Kelian Desa Adat Padang Keling, PHDI Kelurahan Banyuning, serta para Kelian Banjar Adat se-Wewidangan Desa Adat Banyuning.

Sebanyak 30 remaja dari 4 Banjar Adat di wilayah Desa Adat Banyuning menjadi peserta dalam kegiatan pasraman yang akan berlangsung selama tiga hari, mulai 12 hingga 14 Juli 2025.

Pasraman ini bukan sekadar tempat belajar agama, tetapi juga menjadi wadah pengembangan karakter, budaya, dan keterampilan remaja Bali. Berbagai materi akan diberikan, seperti: Sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS oleh lembaga terkait, Penyuluhan bahaya narkoba dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Dharma Wacana dan Dharmagita oleh PHDI Kelurahan Banyuning, serta Pelatihan keterampilan tradisional, seperti mejejahitan, meulat-ulatan (pembuatan sarana upakara), serta pelatihan kekidungan atau wirama.

Kegiatan pasraman ini merupakan program tahunan wajib yang diselenggarakan oleh setiap Desa Adat di Provinsi Bali, dan didanai melalui Bantuan Khusus Keuangan (BKK) dari Pemerintah Provinsi Bali.

Dalam sambutannya, Kepala Seksi Sosbud menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Pasraman Remaja ini sebagai bentuk nyata pelestarian budaya dan penguatan jati diri generasi muda Bali. “Kami harap para peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik, menggali potensi diri, dan nantinya mampu menjadi pelopor pelestarian adat dan budaya Bali di tengah arus modernisasi,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul bibit-bibit muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga kuat dalam spiritual, adat, dan tradisi lokal Bali.