(0362) 24346
camatbuleleng@gmail.com
Kecamatan Buleleng

Pelaksanaan Upacara Tawur Kesanga (Mecaru) di Kantor Camat Buleleng

Admin buleleng | 02 Maret 2022 | 192 kali

Serangkaian perayaan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Pemerintah Kecamatan Buleleng melaksanakan upacara Bhuta Yadnya Tawur Kasanga (Mecaru) bertepatan pada rahina Tilem Kasanga Buda Paing Wayang, Rabu (2/3) di halaman Kantor Camat Buleleng.

Upacara Mecaru dihadairi oleh Karyawan/Karyawati Pegawai Kantor Camat Buleleng. Hadir kesempatan tersebut Camat Buleleng I Nyoman Riang Pustaka, S.IP, usai menghadiri Upacara Tawur Kasanga yang dilaksanakan di Catus Pata (Perempatan Agung) Buleleng. Pelaksanaan upacara Mecarau dihadiri pula Ketua PHDI Kecamatan Buleleng, Nyoman Suardika, S.Ag.M.Fil.H beserta Sekretaris, Ketua MDA Kecamatan Buleleng, serta hadir para Kelian Desa Adat Se-Kecamatan Buleleng dalam hal prosesi nunas tirta rangkaian Tawur Kasanga (Mecaru) yang dilaksanakan masing-masing Desa Adat.

Persembahyangan bersama dipimpin oleh Ketua PHDI Kecamatan Buleleng dan dipuput oleh pengempon Parhyangan Padmasana Kantor Camat Buleleng,Jro M. Ida Bagus Artana, bersama-sama melaksanakan serada bhakti  memohon keselamatan dihari suci  tawur kasanga serangkaian perayaan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944.

Tawur Kasanga pada dasarnya bertujuan untuk memohon keharmonisan alam. Termasuk, memohon agar pandemi Covid-19 segera berakhir di dunia, dengan upaya niskala yang ditempuh Upacara Bhuta Yajña di tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan hingga desa adat umat Hindu di Bali.  Hal ini memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.

Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia. Pengertian ini dilontarkan mengingat kata “tawur” berarti mengembalikan atau membayar, yang mana didalamnya melaksanakan upacara Pecaruan. Sebagaimana telah dikemukakan, brata penyepian telah dirumuskan dalam  Catur Barata Penyepian yaitu:

  1. Amati Geni(tidak menyalakan api termasuk memasak). Itu berarti melakukan upawasa (puasa).
  2.       Amati Karya(tidak bekerja). Hal ini berarti menyepikan indria.
  3.       Amati Lelungaan(tidak bepergian). Maknanya mengistirahatkan badan
  4.       Amati Lelanguan(tidak mencari hiburan).